Minggu, 30 November 2014

Video Clip Abigail Breslin – You Suck

Video Clip Abigail Breslin – You Suck

Salah satu aktris favorit saya, yaitu Abigail Breslin beberapa waktu yang lalu meluncurkan single-nya yang pertama. Lumayan asik juga lagunya. Gak kalah sama penyanyi yang udah lama berkecimpung di dunia tarik suara.

Sedikit flashback, siapa itu Abigail Breslin. Namanya mencuat setelah ia menjadi salah satu aktris termuda yang pernah dinominasikan di ajang Academy Awards untuk kategori Best Actress in Supporting Role pada film Little Mis Sunshine.

Beberapa film Abby yang gak kalah bagus antara lain Definitely, Maybe, My Sister’s Keeper dan Zombieland.

Di bawah ini akun twtter Abigail Breslin

Nah yang ini videonya..

Sabtu, 22 November 2014

Mabok Film Mandarin

Mabok Film Mandarin

Hari Minggu, sekitar sebulan yang lalu, aku gak pergi ke mana-mana menghabiskan akhir pekan (as usual). Aku di rumah aja; minum kopi pahit, makan jajanan yang dibeli dari penjual yang lewat dan nonton tv di rumah.

Menjelang siang hari, acara tv mulai membosankan. Mau nonton kanal HBO, baru ingat kalau HBO-nya udah diganti Celestial Movies sama si operator tv kabel. Jadi pasrah aja dah nonton Celestial Movies.

Semenit, dua menit, tujuh puluh menit, kok filmnya tambah lama tambah asik?!?! Aku memutuskan untuk menikmati film itu dengan serius pada saat yang bersamaan ketika si Choi menagih janjiku lewat BBM untuk mengembalikan laptop dan harddisk portable-nya yang rencananya akan kutak-atik.

Yang namanya janji harus dipenuhi. Kasihan juga orangnya mau balik ke Other Side of The Board (Balikpapan). Langsung aja dah aku mempersiapkan diri untuk berangkat mengantar laptop dan harddisk portable itu. Akhirnya aku punya alasan untuk mandi. Yey..!!

Karena lokasi tujuan delivery laptop dan harddisk portable lumayan jauh (lintas kabupaten-kota, coy!), ditambah lagi dengan ban yang tiba-tiba bocor, aku jadi ketinggalan akhir cerita dari film yang kutonton itu. Sungguh mati aku jadi penasaran.

Setelah ngecek rental DVD, akhirnya aku berhasil mendapatkan film yang bikin penasaran itu. Film itu berjudul So Young, film dari Tiongkok yang dirilis tahun 2013 lalu.

Aku kasih spoiler dikit nih ya (tapi poster film gak kupasang di pos ini karena takutnya dianggap pelanggaran hak cipta sama si Mbah. Sila cari sendiri posternya lewat si Mbah).

Film ini mengisahkan Zheng Wei (Yang Zishan), mahasiswa baru yang sengaja memilih lokasi kuliah di kota yang sama dengan seorang pria, Lin Jing (Han Geng) yang dicintainya sejak kecil. Anehnya, si pria ini gak muncul ketika ia udah sampai di kota ini.


Dari teman sekamar Lin Jing, akhirnya Zheng Wei mengetahui kalau ternyata Lin Jing sudah pindah ke Amerika. Hal ini benar-benar membuat Zheng Wei menjadi sedih. Ia tidak mengerti mengapa ia sama sekali tidak diberi penjelasan dan ditinggalkan begitu saja oleh pria yang dicintainya sejak kecil.

Kesedihan Zheng Wei tidak berlangsung lama ketika ia menyadari bahwa teman-teman sekamarnya di asrama adalah gadis-gadis yang menyenangkan. Ruan Guan (Jiang Shuying) yang sangat cantik dan menjadi idola kampus, Zhu Xiao Bei (Liu Yase) yang tomboy dan pemberani dan Li Wei Juan (Zhang Yao) yang banyak bicara dan sedikit matre.

Nah, sampai di situ aja spoiler-nya ya. Kalau penasaran sila cari sendiri filmnya di toko DVD terdekat di kotamu dan rasakan keseruan film yang penuh dengan sensasi romantisme unyu-unyu khas Asia Timur ini. Dijamin gak bakal nyesel deh. Mungkin kamu juga bakalan mengalami mabok film Mandarin ini seperti aku (saat blogpost ini diketik, tercatat aku sudah menonton sebanyak lima kali).


Setelah merasakan serunya film ini, aku jadi #mikir. Mengapa film yang seru seperti ini gak masuk ke bioskop Indonesia. Jawabannya adalah karena bioskop kita terlalu Holywood-centris (aku ragu apakah ini penggunaan istilah yang tepat 😀 ). Ya, bioskop kita terlalu banyak orang bulenya.

Hmmm.. Jadi ingat kejadian kira-kira tiga tahun yang lalu. Pada tahun 2011, film Harry Potter and The Deathly Hallows sempat tertunda penayangannya di Indonesia karena adanya protes dari para importir film barat yang tidak setuju atas ditetapkannya pajak yang lebih besar terhadap film asal Amerika.

Seandainya pajak film barat ditinggikan, mungkin film Asia bisa bersaing di bioskop kita, ya…

*) featured image diambil dari sini

Sabtu, 15 November 2014

Meniru Sean Patrick

Meniru Sean Patrick

Beberapa minggu yang lalu aku baca blog resminya postcrossing tentang keunikan foto-foto kartu pos yang diunggah oleh Sean Patrick. Jadi, si Sean ini memasang foto kartu pos yang dia terima sambil selfie gitu. Unik dan kreatif banget, ya..

Terinspirasi oleh Sean, aku coba untuk meniru apa yang dia lakukan. Sayangnya, waktu itu aku belum menerima sebiji pun kartu pos official postcrossing.

Sekian hari berlalu, penantian berakhir juga. Dua lembar kartu pos official datang dari tanah Eropa dan juga New Zealand. Tanpa banyak mikir, langsung aja dah aku praktikkan selfie a la Sean Patrick.

Kalau kamu baca blogpost postcrossing, di situ dituliskan kalau Sean biasanya memasang foto yang diambil oleh anaknya (hm.. Jadi sebenarnya bukan selfie, tapi difotoin) atau berdua dengan anaknya. Ini menjadi sedikit masalah buatku, karena aku belum punya istri apalagi anak yang siap mendukung bakat narsisku (walau sebenarnya gak harus se-detail itu nirunya).

Okelah.. Kalau Sean difotoin anaknya, aku akan melakukan selfie murni. Untungnya aku punya tripod yang aku beli online. Jadi, selfie bisa agak terbantukan.

Selfie pake tripod agak ribet (jadi terpikir untuk beli tongsis), karena harus setting timer kemudian pasang posisi muka yang pas supaya komposisi gambar bisa bagus. Untungnya, kamera poket Nikon L23-ku punya fitur yang cukup membantu untuk selfie. Si Nikon bisa otomatis mengambil foto apabila wajah yang dibidik itu tersenyum. Maka, jadilah foto serem di bawah ini.

Kartu pos dari Belanda (foto diambil dengan timer kamera)

Kartu Pos dari Midle Earth New Zealand (foto diambil dengan timer kamera)

Bukan maksud mau pamer gingsul, tapi si Nikon gak bisa ngambil gambar kalau senyumnya nanggung. Jadi, ya harus senyum a la model sampul majalah remaja tahun 90an gini. Semoga foto-foto yang aku unggah di website postcrossing ini gak bakal bikin postcrosser lain jadi ketakutan, ya. Bisa-bisa gak ada lagi yang mau kirim-kiriman kartu pos dengan orang indonesia. 😆

Gak sengaja pamer gingsul (foto diambil dengan fitur smile recognition)

Nah, begitulah ceritaku mencoba meniru gaya Sean Patrick. Kalau ada uneg-uneg bisa disampaikan lewat komentar. Aku juga bersedia menerima donasi kartu pos kosong maupun writen.. Hihihi..

Baca juga Kartu-kartu Pertamaku.

Kamis, 06 November 2014

Cara Install Aplikasi Android Secara Offline

Cara Install Aplikasi Android Secara Offline

Lisensi open source membawa angin segar bagi industri teknologi yang menggunakannya. Biaya produksi yang tinggi pada research and development bisa ditekan titik serendah-rendahnya, bahkan hampir nol.

Salah satu contoh dari dampak positif open source adalah semakin banyakanya smartphone dan perangkat komunikasi lain yang menggunakan sistem operasi Andriod. Andriod yang dikembangkan dari kernel Linux dapat diperoleh dengan gratis, sehingga menekan biaya pembuatan perangkat komunikasi. Akibatnya, persaingan di industri ini menjadi semakin ketat dan tentu saja ini berakibat pada turunnya harga perangkat di konsumen.

Selain konsumen, developer aplikasi Android juga diuntungkan dengan adanya keseragaman platform yang digunakan industri smartphone. Pengembang cukup membuat aplikasi sekali untuk semua merk smartphone karena sistem operasinya sama, yaitu Android.

Nah, kali ini saya tidak akan membahas masalah open source secara lebih rinci. Saya akan sedikit membahas mengenai trik meng-install aplikasi Android secara offline.

Biasanya, untuk menginstall aplikasi Android kita cukup buka Play Store kemudian mencari nama aplikasi yang diinginkan dan tinggal install aplikasi itu. Namun, ada kalanya Play Store menolak untuk menginstall suatu aplikasi dengan alasan ketidak sesuain perangkat, padahal spesifikasi hardware dan software kita sudah sesuai. Seperti yang terjadi pada saya. Handphone saya tidak bisa mengunduh aplikasi Instagram dan Path, padahal hardware dan versi Android-nya sudah sesuai. Hal ini dapat terjadi kemungkinan karena User Agent smartphone saya tidak dikenali oleh Play Store.

Apabila hal di atas terjadi pada Anda, jangan khawatir karena kita dapat mengatasinya dengan cara menginstall aplikasi secara offline.

Untuk menginstall aplikasi Android secara offline, (tentu Anda sudah tahu) yang kita butuhkan adalah berkas installer yang berekstensi .apk. Berikut ini cara mengunduh berkas .apk.

Bukalah website Play Store (http://play.google.com) di komputer Anda. Langkah kedua, cari aplikasi yang Anda inginkan di search bar.

Pastikan aplikasi itu benar-benar aplikasi yang Anda inginkan, karena ada beberapa aplikasi yang meniru nama dari aplikasi terkenal. Sebagai contoh, instagram. Banyak sekali aplikasi lain yang menyematkan nama instagram, padahal itu buka aplikasi instagram yang asli. Untuk memastikannya, kita bisa melihat nama developer dari aplikasi itu. Jika sesuai, berati itu aplikasi yang asli.

Langkah selanjutnya adalah membuka laman aplikasi itu. Cukup klik sekali pada ikon aplikasi.

Buka tab/window baru pada browser Anda, kamudian ketikkan alamat (http://apps.evozi.com/apk-downloader). Anda akan menemukan laman seperti pada gambar.

1. Buka & copy alamat aplikasi pada Play Store

2. Paste pada website evozi, kemudian klik Generate Download Link

3. Akan muncul tombol download (warna hijau). Klik!

Buka kembali laman aplikasi pada play store tadi, kemudian copy url/alamatnya. Paste pada kolom di website evozi, kemudian klik search. Tunggulah beberapa saat sampai ada tulisan ready. Jika tulisan ready sudah muncul, klik dan downlaod dimulai.

Apabila berkas .apk sudah selsai di-download, Anda tinggal memindahkannya ke smartphone Anda menggunakan kabel USB atau cara lainnya, setelah itu Anda tinggal menginstallnya.

Demikian cara install aplikasi Android secara offline, semoga bisa bermanfaat bagi Anda.