2015 - @dnwahyudi

Cari Apapun di Sini

Sibling’s Holiday Movies 0

Sibling’s Holiday Movies

Ah, gak terasa tahun 2015 ini sudah hampir sampai di penghujungnya. rasanya baru kemarin aku nge-pos cerita jalan-jalan ke di bulan Februari lalu, eh gak kerasa udah mau akhir tahun aja.. 😀

Akhir tahun sangat dikenal karena liburan panjangnya. Mulai dari libur keagamaan, libur anak-anak sekolah, disambung dengan libur awal tahun atau libur tahun baru. Rasanya, liburan seperti ini harusnya ada setiap bulan ya.. Hihihihi..

Bagi beberapa keluarga, mungkin momen bisa berkumpul secara lengkap hanya terjadi dua atau tiga sekali setahun. Itulah alasannya mengapa liburan panjang seperti ini, paling asik kalau dihabiskan bersama keluarga.

Yang paling enak, liburan itu jalan bareng keluarga ke tempat-tempat wisata. Sayangnya, biasanya tempat wisata favorit yang kita tuju itu lagi banyak pengunjungnya. Maklum,keluarga lain pengen liburan juga.. 😀

Nongkrong di rumah mungkin jadi alternatif terakhir bagi kita yang gak bisa ke mana-mana. Walau alternatif terakhir, bukan berarti nongkrong di rumah bareng kakak atau adik gak bisa seru. Tinggal bagaimana cara kita menghabiskan waktu bersama saudara-saudara kita. 🙂

Untuk menemani nongkrong bareng kakak atau adik, berikut ini saya rekomendasikan film yang bisa kamu tonton bersama saudara-saudara kesayanganmu. Film-film berikut ini bukan hanya seru ditonton bareng saudara, tapi juga bisa menghangatkan hubungan dengan saudara kamu.. 🙂 (Klik pada judul film untuk melihat informasi rinci film).

1. Jack and Jill

Menceritakan kisah sepasang saudara kembar, Jack (Adam Sandler) dan Jill (Adam Sandler juga). Jack seorang pengusaha periklanan sukses yang mudah bergaul dan disukai banyak orang sangat berbeda dengan saudara kembarnya, Jill seorang wanita penyendiri dan kurang bisa bergaul dengan orang-orang di sekitarnya.

Jack yang kurang menyukai saudari kembarnya harus menerima kunjungan saudari kembarnya itu saat Hari Hanukah (Hari raya Yahudi). Keadaan menjadi agak berubah ketika Al Pacino (Al Pacino) yang sedang dibujuk Jack untuk menjadi bintang iklannya ternyata menyukai Jill..

2. Diary of Wimpy Kid: Rodrick Rules

Seri kedua dari film Wimpy Kid ini menceritakan tentang hubungan antara Greg dengan Kakaknya, Rodrick. Bukan hanya Rodrick, kali ini maslah Greg juga harus ditambah dengan keinginannya untuk dekat dengan Holly Hills.

3. Little Women (1994)

Diangkat dari novel klasik karya Louisa May Alcott mengisahkan kehidupan keempat putri keluarga March yang harus berjuang dalam keseharian mereka saat ayah mereka pergi untuk berperang pada Perang Saudara Amerika.

Well, sebenarnya saya juga belum nonton film ini, karena mau baca bukunya dulu… 😀

4. Charlie St. Cloud

Charlie (Zac Efron) adalah remaja yang sempurna. Prestasi yang baik di sekolah, teman-teman yang menyukainya dan berasal dari keluarga sejahtera. Keadaan berubah ketika adik kesayangannya, Sam meninggal dunia karena kecelakaan mobil.

Charlie yang memutuskan untuk menjadi penjaga makam semakin hari semakin dianggap berperilaku aneh oleh orang-orang yang dikenalnya. Keanehannya itu terjadi karena Charlie diberi anugerah dapat bertemu dengan orang-orang yang telah meninggal, termasuk adiknya, Sam.

Keadaan charle mulai berubah ketika ia mengenal Tess (Amanda Crew).

5. Rain Man

Charlie Babbit (Tom Cruise) terus berupaya agar bisni jual beli mobil bekas importnya bisa maju. Suatu hari, ia mendapat telepon kalau sang ayah yang telah lama bertengkar dengannya meninggal dunia.

Kemarah Charlie semakin menjadi ketika ia tahu ternyata ia hanya mewarisi sebuah mobil klasik tua. Dengan suatu cara, Charlie berhasil mnegtahui ke mana sebagian besar uang ayahnya diwariskan.

Penyelidikan mengarahkannya ke suatu institusi perawatan mental. Di sana, ia baru mengetahui kalau ia memilik seorang kakak yang memiliki keterbatasan bernama Raymond (Dustin Hoffman). Niat tamak Charlie muncul ketika ia berniat untuk membawa Raymond tinggal bersamanya agar dana perwalian (warisan ayahnya) bisa jatuh ke tangannya.

Untuk menjalankan rencananya, Charlie membawa Raymond berjalan keluar dari tempat ia dirawat.

6. Children of Heaven

Ali adalah seorang anak dari keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi. Suatu hari, tanpa sengaja ia menghilangkan sepatu milik adiknya, Zahra.

Karena tidak bisa menemukan sepatu adiknya, akhirnya Ali dan Zahra bergantian memakai sepatu yang milik Ali.

Secercah harapn muncul di benak Ali dan Zahra ketika sekolah mengumumkan perlombaan lari dengan hadiah kedua sepasang sepatu olahraga.

7. My Sister’s Keeper

Ana Fitzgerald (Abigail Breslin) adalah seorang anak yang “dirancang” secara genetis agar bisa menjadi donor bagi kakaknya, Kate (Sofia Vassilieva), yang menderita Leukimia. Walau sering “ikut menderita” namun hubungan Ana dan Kate sangat akrab dan baik.

Perilaku Ana yang tiba-tiba menolak untuk menjadi donor ginjal bagi Kate membuat ibu mereka, Sara (Cameron Diaz) menjadi sangat bingung. Bagi Sara perubahan Ana ini sangat tidak masuk akal karena ia Ana sangat tahu konsekuensi apabila transplantasi ginjalnya ke Kate tidak segera dilakukan.

Puncak perilaku Ana yang aneh terjadi ketika ia meminta Campbell Alexander (Alec Baldwin), seorang pengacara terkenal untuk menuntut orang tuanya atas hak emansipasi medis terhadap tubuhnya.

Nah, semoga film-film yang saya rekomendasikan di atas bisa menghadirkan keceriaan dan suasan akkrab antara kamu  dan saudara-saudara… 🙂

Selamat Liburan….
Menanti Rocky Balboa Pilkada 0

Menanti Rocky Balboa Pilkada

Hari ini bangsa Indonesia melaksanakan Pilkada serentak secara nasional. Pelaksanaan pilkada serentak ini tentu membawa warna berbeda dalam hampir setiap aspek pelaksanaannya.

Gaung mengenai adanya “calon boneka” sangat kental mengiringi pilkada serentak ini. Isu ini tidak terhindarkan karena memang ada beberapa daerah di Indonesia di mana politik dinasti dan aristokrasi masih sangat jelas terasa.
Diriku yang suka baper kalo nonton film drama, kali ini jadi mengkhayal liar bagaimana kalau calon boneka ini benar-benar ada. Khayalanku berlanjut lebih keras ketika mengingat alur cerita film Rocky I dan Rocky II.

Bagi yang belum pernah nonton film Rocky I dan II, aka saya ceritakan sedikit bagaimana alur ceritanya.

Dikisahkan Apollo Creed (Carl Weathers) adalah seorang petinju dengan prestasi yang sangat gemilang. Tidak ada lagi petinju yanng setara dengannya. Agar dapat menyajikan tontonan yang menarik, ia menginginkan sesuatu yang baru dalam pertandingan tinju selanjutnya.

Tim dari Apollo Creed kemudian merencanakan pertandingan yang tidak biasa. Mereka ingin memilih lawan tanding petinju yang tidak terkenal, namun lebih jauh muda dibanding dengan Apollo Creed untuk membuktikan kehebatan Apollo Creed. Maka, terpilihlah Rocky Balboa (Sylvester Stallone).

Singkat cerita, Rocky ternyata dapat memberikan perlawanan yang tangguh kepada Apollo. Pertandingan mereka berakhir dengan hasil seri. Bahkan, pada pertandingan rematch (film Rocky II) akhirnya Rocky mampu mengalahkan Apollo Creed.

Jadi, aku berandai-andai kalau saja ternyata ada calon boneka yang menang, apa yang akan terjadi ya… Apakah yang kalah akan minta rematch ke MK. Bagaimana hiruk pikuk penonton media masa? Kita nantikan saja Sang Rocky Balboa di Pilkada… 😀
Kembali Menapak Gunung 0

Kembali Menapak Gunung

2300 meter di atas permukaan laut, 0,0001 mm di atas permukaan hatimu.. #aw Setiap berkunjung ke tempat yang indah pasti yang sering muncul adalah kalimat-kalimat gombal warming..?

Sekitar dua bulan yang lalu aku berkesempatan untuk mengunjungi kota Malang dan sekitarnya. Kunjungan kali ini agak sedikit berbeda dengan perjalananku ke Jakarta dan Bandung pada Februari lalu. Kali ini, aku mengemban tugas negara.. ? Walau ceritanaya tugas negara, tetap aja jalan-jalannya lebih banyak dari tugasnya. Kunjungan yang berhubungan dengan tugas ada di dua tempat, sedangkan objek wisata yang dikunjungi ada 3 tempat.
menyambut sunrise

Yang paling mantap dan juga melelahkan adalah kuniungan ke Gunung Bromo. Lumayan menghabiskan tenaga, tapi setimpal sama pengalaman yang didapatkan.
penontonnya banyak


menunggang

lelah, Pemirsa

apel di Batu
Awalnya aku kurang tertarik untuk menikmati perjalanan ini, tapi setelah dipikir-pikir lumayan seru juga karena menambah pengalaman baru. Selain pengalaman yang bertambah, perjalanan ini juga menambahkan nama gunung yang udah aku pijak. Sebelumnya aku sudah pernah menapaki gunung Lawu, gunung Tangkuban Perahu, gunung Lipan, gunung Manggah dan juga gunung Kelua di Samarinda… Hahaha.. Semoga dalam beberapa bulan ke depan bisa nambah gunung lagi intuk dipijak… ?
Tapi maunya sama kamu.. Iya, sama kamu…!?!?!?! 😉
Jalan Ke Tenggarong (III): Ladaya 0

Jalan Ke Tenggarong (III): Ladaya

Ini, nih.. Objek wisata yang lagi naik daun banget di Tenggarong, Kutai Kartanegara. Namanya Ladaya, singkatan dari Ladang Budaya. Popularitas tempat wisata yang satu ini lumayan melejit, bahakan menurutku udah ngalahin Creative Park yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (yang ini pendapat sok tahu).

Ladaya yang terletak tidak jauh dari pusat kota, bisa dijangkau dengan mudah dengan kendaraan pribadi. Aku tidak tahu, apakah ada kendaraan umum yang menuju ke sana atau tidak. Yang pasti, aku tidak menemukan kendaraan umum waktu berkunjung ke Ladaya hari Minggu lalu.


Bisa dibilang, hal yang ada di situ udah umum kalau dibandingkan dengan objek wisata lain. Di Ladaya ada taman, kafetaria, tempat bermain flying fox, paint ball dan lainnya. Selain arena bermain, di Ladaya juga ada cottage untuk tempat beristirahat.

Mungkin, kepopuleran tempat ini karena Ladaya masih sangat baru. Namun tidak menutup kemungkinan Ladaya bisa menjadi lebih populer kalau pengleola mampu merawat dan menjalankan tempat itu dengan baik.

Bagi teman-teman yang mau ke Ladaya, sila gunakan smartphone kamu untuk mencari lokasinya. 🙂

Klik di sini untuk melihat alamat lengkap Ladaya
Journal Tour (4): Belanja 0

Journal Tour (4): Belanja

Travelling rasanya benar-benar hambar kalau tidak disertai dengan belanja. Sayangnya, karena aku kurang berpengalaman dalam travelling, akhirnya aku kurang mempersiapkan diri untuk urusan belanja-belanja ini.

Pagi pertama di Jakarta, Jumat 20 Februari 2015 kegiatan kami diawali dengan sarapan di hotel. Setelah sarapan, rombongan langsung menuju bus untuk bersama-sama mengunjungi Pasar Tanah Abang.

Pasar Tanah Abang yang konon katanya adalah pasar grosir konveksi terbesar diAsia Tenggara memang benar-benar sangat besar. Karena perhatianku teralihkan oleh lingkungan sekitar (macet, gedung-gedung, orang-orang) aku jadi kurang memperhatikan besarnya gedung Pasar Tanah Abang Blok A ini.

Besarnya gedung Blok A ini baru terasa ketika kita berada di dalamnya. Kalau aku tidak salah hitung, gedung ini terdiri dari tujuh belas lantai.

Ada hal unik di gedung Blok A ini. Kita tidak akan menemukan lantai bernomor 4 dan 13 di gedung ini. Menurutku, hal ini mungkin karena adanya mitos dari salah satu etnis di Indonesia yang kurang menyukai angka 4 dan 13. Jadi, kalau diurutkan dari bawah, penamaan lantai Gedung Blok A adalah SLG (Second Lower Ground), LG (Lower Ground), G (Ground), 1, 2, 3, 3a, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 12a, dan terakhir 14.

Dari semua orang rumah, cuma Ibu yang sempat pesan oleh-oleh. Jadi, aku cuma sempat untuk mikir beli oleh-oleh untuk Ibu. Selain bingung mau beli apa, juga karena masih dengan alasan yang sama; jetlag tak berkesudahan.

Pukul 11.00, beberapa dari kami memisahkan diri menuju Masjid Istiqlal untuk melaksakan sholat Jumat. Kalau dilihat sekilas,sepertinya luas lahan Masjid Istiqlal agak sedikit lebih kecil dibanding dengan lahan Islamic Center Samarinda. Aku gak yakin juga, sih.. Gak sempat ngukur soalnya.

Sayang sekali aku tidak sempat mengambil gambar/foto-foto di area Masjid Istiqlal karena waktu sholat Jumat sudah hampir tiba. Aku Cuma sempat ambil gambar di tempat wudhu saja.

Setelah sholat jumat, rombongan kami bertolak menuju pantai Ancol. Kali ini baru ngerasa macetnya Jakarta. Seingatku, bus sempat mutar-mutar di tempat yang sama beberapa kali. Entah apa yang dipikirkan sang penegmudi bus.

Kira-kira waktu adzan ashar, kami tiba di Pantai Ancol. Sayangnya, rombongan kami tidak menjadwalkan masuk objek-objek wisata yang ada di pantai Ancol. Mungkin duitnya udah amblas di pasar Tanah Abang barusan.

Di pantai Ancol, kami hanya bersantai sebentar. Bagi yang narsis, bisa foto-foto. Ada yang naik perahu, ada juga yang hanya sekedar duduk-duduk. Aku sendiri Cuma jalan-jalan sedikit sambil ambil foto sana-sini.

Menjelang maghrib, rombongan bertolak menuju hotel untuk mempersiapkan diri menghadapi jadwal esok harinya, yaitu pulang… 😀
Kamera Poket Premium: Akankah?
0

Kamera Poket Premium: Akankah?

Sulit dipungkiri memang, bahwa hobi fotografi termasuk hobi yang lumayan mahal, terutama bagi aku yang pendapatannya masih secuil. Karena alasan itu, aku jadi menunda untuk membeli kamera DSLR untuk mendalami fotografi. Takutnya, mengumpulkan foto bukan benar-benar hobiku. Takutnya, ini hanya “hasrat sesaat”-ku padamu.

Selama ini, minatku pada fotografi hanya disalurkan dengan baca-baca blog fotografi milik orang lain, lihat-lihat foto di flickr (sambil mengamati data exif-nya), browsing-browsing di toko kamera daring dan (yang paling maksimal) hanya jeprat-jepret menggunakan kamera poketku yang udah mulai uzur.

Salah satu blog fotgrafi favoritku membuat daftar kamera yang layak dipertimbangkan sebagai kamera pertama untuk pemula. Hampir setengah dari daftar itu berisi kamera poket (point and shoot) yang harganya lumayan “wow”. Kita sebut saja sebagai kamera poket premium (bukan pertamax atau solar). :mrgreen: Harga kamera poket ini mendekati, bahkan melewati harga kamera DSLR golongan pemula~menengah.

Tampaknya, aku mulai keracunan dengan kamera poket premium ini. Kamera yang kaya fitur ini memang bisa dijadikan alternatif bagi pemula.

Kamera poket premium menjembatani kebutuhan para enthusiasts akan kamera yang compact (ringkas), namun juga menawarkan fleksibilitas pengaturan pengambilan gambar. Menurutku, cocok sekali bagi pemula yang ingin serius mempelajari masalah shutter speed, iso sensitifity, aperture (bukaan diafragma) dan kawan-kawannya namun di saat yang sama menghindarkan resiko kerusakan kamera yang diakibatkan kesalahan penanganan dan perawatan kamera.

Jadi, beli DSLR, kamera poket mahal, atau browsing flickr aja, ya…!?!? 😀
Jalan ke Tenggarong (II) 0

Jalan ke Tenggarong (II)

Tanggal 2 Agustus yang lalu aku (lagi-lagi) ke Tenggarong untuk mengunjungi sanak keluarga di sana. Teranyata, ada yang masih penasaran dengan museum Mulawarman karena pada kunjungan ke Tenggarong sebelumnya, Museum Mulawarman ditutup karena adanya persiapan penyelenggaraan Erau.

Gak banyak yang bisa aku ceritakan. Jadi aku pasang foto-foto aja untuk tulisan kali ini.

Ruang tengah Museum


Pakaian Raja


Berfoto di luar museum
Aku yang kurang suka ke Museum, krang menikmati kunjungan ini. Seandainya bisa memilih, aku lebih memilih untuk pergi ke bioskop atau karaoke aja :hehe: . Tapi apa mau dikata, tugas sebagai supir gak bisa ditolak.
Upgrade ke Windows 10 0

Upgrade ke Windows 10

Walaupun aku sering menyebut diriku sebagai pengguna Linux Ubuntu, namun pada kenyataannya, baik di laptop maupun PC Desktop-ku masih ter-install sitem operasi Windows. Sepertinya orang seperti aku memang tidak bisa lepas secara total dari sistem operasi buatan Microsoft ini.

Lingkungan kerja yang 100% menggunakan Windows mau tidak mau membuat aku harus memakainya juga. Sharing file, kompatibilitas perangkat lunak dan hal lainnya yang membuat aku juga harus memakai sistem operasi Windows.

Jadi, seperti yang sudah kita ketahui kalau untuk Windows 10 ini, Microsoft menawarkan upgrade gratis selama satu tahun bagi pengguna Windows 7 dan juga Windows 8. “Tak disangka”, ternyata aku “qualified” atas penawaran dari Windows ini.

Awal bulan Juni lalu, tiba-tiba muncul notifikasi di tray icon. Lambang Windows 10 ada di pojok kanan bawah jendela laptopku ini. Setelah aku klik, ternyata yang muncul adalah tawaran untuk meningkatkan sistem operasi dari Windows 7 menjadi Windows 10. Di situ, aku harus mendaftar dengan memasukkan alamat email dan identitas lainnya. Pop up itu menginformasikan juga bahwa Microsoft akan memberitahukan saat Windows 10 siap di-download.
Untuk wilayah Indonesia, Windows 10 siap diunduh pada tanggal 29 Juli yang lalu. Aku sendiri baru mulai mengunduhnya pada tanggal 8 Agustus, hari Sabtu yang lalu.

Setidaknya dalam proses upgrade ini, aku mengalami dua kali kegagalan. Kemungkinan, kegagalan ini terjadi karena koneksi internet yang tidak stabil. Alhamdulillah, pada Senin siang akhirnya proses upgrade ini selesai juga.

Nah, demikianlah pengalamanku upgrade ke Windows 10. Bagaimana dengan teman-teman sekalin? Udah upgrade? 🙂

Krisis Koneksi 0

Krisis Koneksi

Entah kenapa dalam beberapa hari ini, internet sekolah yang menggunakan ISP spidol/in-de-hom tidak bisa mengakses blogku dan beberapa website lain. Untungnya, masalah ini bisa sedikit teratasi dengan bantuan proxy dan juga vpn.

Aku khawatir masalah ini bisa menyebabkan penurunan traffic blogku, mengingat blogku berbahasa Indonesia sehingga pengunjungnya hampir semuanya dari Indonesia.

Awalnya, aku curiga kalau masalah ini ada pada webhosting. Tapi setelah browsing sana-sini, banyak yang menulis kalau ISP spidol sering bermasalah. Aku coba mengakses blogku ini dengan ISP lain, dan memang benar sepertinya masalah ada sama si spidol.

Ada yang berhasil mengatasi masalahnya dengan menggunakan DNS server google. Aku coba aja masukkin tu 8.8.8.8 dan 8.8.4.4 di DNS servernya, tetapi masalah tak kunjung teratasi.

Cara lain menurut artikel yang kubaca adalah dengan tracing route. Dengan tracing route, kita bisa tahu koneksi itu putusnya ada di mana. Terus, kalau putusnya ketemu, tinggal kita laporkan ke ISP (males banget).

Akhirnya, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah tetap dengan menggunakan proxy. Untungnya banyak proxy gratisan yang kecepatannya gak mengecewakan.

Sepertinya pelayanan dari ISP spidol memang kurang memuaskan. Aku jadi mengurungkan niat untuk pasang layanan dari perusahaan plat merah ini…

Very Late Post
0

Very Late Post

Saya, sebagai penulis dan (mungkin satu-satunya) orang yang peduli dengan blog ini mengucapkan…

“SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1436H. MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN, YA….”

Banyak sekali kata-kata  yang saya tuliskan di blog yang menyinggung para pembaca sekalian. Mohon dimaafkan, ya. Tahun ini pasti saya ulang lagi kok… 😸

Saya harap akan semakin banyak orang yang mau mampir ke blog ini. Jangan lupa ajak teman, saudara, kerabat dan semua kenalan Anda untuk mampir di blog saya ini…
Ditawari Kolusi 0

Ditawari Kolusi

Sejak 18 tahun yang lalu tepatnya saat bergulirnya reformasi, bangsa Indonesia berkomitmen untuk menjadikan hukum sebagai kekuatan tertinggi di negeri ini, atau bahasa kerennya adalah supremasi hukum. Salah satu upaya dalam mewujudkan supremasi hukum itu adalah dengan pemberantasan KKN atau Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Tidak bisa dipungkiri bahwa praktik KKN masih saja berlangsung di sekitar kita. Bahkan, beberapa di antaranya sudah dianggap membudaya.

Praktik kolusi yang sering kita dengar kabar anginnya adalah kolusi untuk mendapatkan posisi menjadi PNS atau posisi pekerjaan lainnya. Konon katanya, dengar membayar sekian juta rupiah pada seseorang kita bisa mendapatkan posisi yang kita inginkan.

Jadi beberapa hari yang lalu, aku mengecek blog lama milikku yang hidupnya segan dan matinya tak mau itu. Pada halaman yang aku sediakan sebagai buku tamu, aku menemukan sebuah pesan yang isinya tawaran untuk membantu menjadi PNS. Di pesan itu, aku diberikan nama seseorang yang katanya merupakan pegawai BKN.

Entah benar atau tidak pesan itu yang pasti kalau kita googling, kita akan menemukan bahwa nama yang dicantumkan di pesan itu memang ada di instansi yang dimaksud.

Bisa jadi, memang ada pihak-pihak yang memang “menawarkan jasa” untuk membantu jadi CPNS. Bisa juga bahwa si penebar pesan sedang berusaha untuk merusak nama baik sesorang. Kemungkinan lain yang paling sering terjadi adalah ini merupakan penipuan yang mencatut nama seseorang dari instansi tersebut.

Di bawah ini aku tampilkan screenshoot dari pesan yang disampaikan orang tersebut. untuk melihat pesan aslinya, silahkan kunjungi blog Yudi di link ini (klik).

Jadi, pesanku berhati-hatilah dengan hal seperti ini. Bisa jadi ini adalah penipuan. Oh, iya.. Lebih baik lagi apabila dalam setiap usaha kita, baik itu sekolah, kuliah, kerja atau hal lainnya kita selalu melalui jalur yang benar. Jangan mudah tergoda dengan jalur instan atau jalan pintas seperti ini. Kalau punya duit banyak tapi gak barokah, kan percuma. Kasihan, kan anak istri kita nanti dikasih makan bara neraka (ciyee pesan moral). 😉

Jalan ke Tenggarong 0

Jalan ke Tenggarong

Sebagai orang setengah asli Kalimantan Timur, aku agak malu mengakui bahwa aku belum banyak mengeksplorasi objek wisata yang ada di Kalimantan Timur. Jangankan untuk objek-objek yang ada di pedalaman, yang di pinggir kota saja banyak yang belum aku datangi.
Jadi, pada libur tanggal 2 Juni yang lalu, kami sekeluarga pergi ke Tenggarong untuk mengunjungi sanak keluarga dan juga sekalian jalan-jalan. Objek yang kami datangi adalah Museum Mulawarman Tenggarong, Waduk Panji Sukarame dan juga Museum Kayu Tuah Himba Tenggarong.

Aku baru tahu kalau ternyata Museum Mulawarman ditutup karena sedang diadakan persiapan untuk acara Erau yang pembukaannya dilaksanakan hari Minggu tanggal 7 Juni tadi. Jadi, kami cuma duduk istirahat sebentar dilanjutkan makan siang di kedai-kedai yang ada di belakang museum. Rasanya gak begitu kecewa karena aku sudah tahu ada apa aja di dalam museum. Sama sekali tidak penasaran karena sudah beberapa kali masuk museum. :hehe:

Perjalanan kami lanjutkan menuju Waduk Panji Sukarame. Nah, kalau objek wisata yang satu, ini aku belum pernah mengunjunginya. Aku sudah lama mendengar tentang keberadaan waduk ini. Baru sekarang bisa mengunjungi karena dulu sama sekali tidak ada kesempatan untuk jalan-jalan ke situ.

Ternyata, waduk ini lumayan luas. Aku tidak tahu berapa tepatnya luas waduk ini karena tidak menemukan informasi yang disediakan.
Selain untuk wisata, waduk ini berfungsi sebagai fasilitas penyimpanan air dan juga irigasi. Kita bisa melihat adanya pintu air yang arah alirannya menuju beberapa petak sawah yang ada di dekat waduk. Saat kami mengunjungi waduk, pintu air tidak dibuka. Mungkin, air hujan sudah memberikan air yang cukup untuk pengairan sawah.
Tidak banyak yang bisa kita temukan di waduk Panji Sukarame ini. Di waduk ini, hanya ada taman, path atau jalur untuk mengelilingi taman, wahana perahu sepeda air, beberapa ayunan dan tempat duduk-duduk.

Suasana di sekitar waduk lumayan asri, walau di beberapa sudut kita bisa menemukan sedikit ketidak-rapian yang menganggu mata. Waduk ini bisa saja menjadi lebih menarik kalau saja hal yang tidak rapi di sekitarnya dirapikan. Siapa tahu ada PH dari Jakarta yang mau menjadikan waduk ini sebagai lokasi syuting FTV. Hihihihi…

Jadi ingat potongan lirik lagu Nyanyian Rindu karya Ebiet G. Ade…
♪♫♪Bila saja kau ada di sampingku, sama-sama arungi danau biru

Ah, sudahlah…

😳

kurang rapi
Karena hari belum sore, kami lanjutkan perjalanan menujun Museum Kayu Tuah Himba. Kebetulan juga lokasi museum ini tidak terlalu jauh dari lokasi waduk Panji Sukarame. Kalau aku tidak salah ingat, jaraknya hanya sekitar 600 meter dari waduk.
Walau ukurannya terbilang kecil, museum ini lumayan menarik untuk dikunjungi. Bangunan yang indah dan lingkungan yang bersih membuat kita betah ada di dalam atau sekitarnya. Belum lagi koleksi yang ada di dalam museum yang membuat kita semakin betah untuk berlama-lama di dalam museum.

Saat kita memasuki museum, kita disambut oleh sebuah patung Lembuswana yang ukurannya sangat besar (kalau petugas loket tiket gak dihitung sebagai penyambut. Hihi.. ). Patung Lembuswana ini terbuat dari kayu (eh, gak yakin deh), tingginya sekitar dua meter dan dicat dengan warna emas.
Di belakang patung Lembuswana, terdapat dua buah mumi buaya yang dipajang dalam kotak kaca. Buaya-buaya ini dulunya adalah buaya yang memangsa manusia di Sangatta (sekarang termasuk wilayah Kabupaten Kutai Timur).

Namanya museum kayu, tentu “atraksi” utamanya adalah tentang kayu dan pepohonan. Namun demikian, yang kita temui tidak hanya kayu mentah saja. Banyak hal lain yang bisa kita temui, seperti furnitur dari rotan, patung-patung dan juga berbagai alat pancing tradisional yang ada di Kalimantan Timur.




Nah, demikianlah perjalananku mengunjungi Waduk Panji Sukarame dan juga Museum Kayu Tuah Himba. Semoga aku punya kesempatan untuk mengunjungi objek wisata lain yang ada di Kalimantan Timur (lebih asik lagi kalau jalan-jalannya ada yang sponsorin).

😀
Journal Tour 3: Bergeser 0

Journal Tour 3: Bergeser

Kamis, 19 Februari 2015, hari ketiga di Bandung, setelah perjalanan yang sangat menyenangkan ke Tangkuban Perahu dan Ciater.

Pada hari ketiga ini, tidak banyak agenda rombongan kami. Kali ini lokasi yang kami kunjungi hanyalah Pasar Baru Bandung mengingat bahwa siang harinya kami harus bertolak menuju Jakarta.

Seperti pasar di tengah kota pada umumnya, Pasar Baru di kota Bandung benar-benar ramai. Bus rombongan kami harus parkir agak jauh dari pasar, tepatnya di sekitar lingkungan Stasiun kereta Bandung, Jl. Satsiun Timur (Kalau gak salah, jalan Stasiun Timur ini yang menjadi sumber nama band terkenal ST12).
Di depan stasiun kereta ada objek yang lumayan menarik, yaitu sebuah lokomotif tua yang aku perkirakan berasal dari abad ke-19. Sayang, aku gak sempat mengambil foto atau berfoto di depan lokomotif itu karena rombongan langsung menuju pasar. Aku agak takut memsiahkan diri dari rombongan karena lingkungannya yang sangat ramai.

Tidak banyak yang aku lakukan di Pasar Baru, hanya lihat-lihat dan mengawal Bapak-bapak yang sedang berbelanja. Mau keliling dan menawar, tapi kondisi kurang fit karena masih jetlag.

Akhirnya pada pukul 12 siang, kami langsung meluncur menuju Jakarta. Rombongan gak sedikit tergesa-gesa karena khawatir jalan menuju Jakarta ramai mengingat keesokan harinya adalah hari libur nasional (perayaan Imlek). Untungnya kekhawatiran itu tida terjadi.

Berbeda dengan perjalanan Jakarta-Bandung sebelumnya, perjalanan sebaliknya kali ini bisa sedikit aku nikmati. Karena perjalanan dilakukan pada siang hari, pemandangan bisa terlihat dengan jelas dan kali ini juga kondisi fisik sedikit agak lebih baik daripada sebelumnya.

Akhirnya, sekitar pukul 17, rombongan kami sampai di hotel di daerah Mangga Dua Jakarta. Aku agak excited dengan lingkungan hotel yang kami tempati karena lokasinya yang tidak jauh dari mall.

Aku berencana untuk berkeliling lingkungan sekitar hotel yang banyak mallnya itu pada malam hari. Sayangnya, rencana itu terhambat karena serangan sakit kepala. Mungkin, sakit kepala ini datang karena kelelahan perjalanan. Akhirnya aku Cuma bisa tidur sambil menahan sakit kepala di hotel. Untungnya jaringan internet hotel lumayan kencang. Kekecewaan jadi sedikit terobati karena internet yang lancar.
Nonton Pameran 0

Nonton Pameran

Pertengahan bulan April ini baru saja dilaksanakan pameran Kaltim Fair. Siapa pun penyelenggaranya, nampaknya kurang gencar dalam berpromosi. Aku yang hampir setiap hari mondar-mandir di lingkungan Kecamatan Samarinda Kota saja terlambat tahu tentang pameran ini, apalagi warga yang tinggal di pinggiran kota Samarinda. Mungkin Pemprov atau Dinas Pariwisata harus menggunakan jasa blogger seperti saya untuk mempromosikan kegiatan semacam ini di masa yang akan datang.

Singkong Beneran

Singkong-singkongan

Di Samarinda, sering banget yang namanya pameran. Samarinda Expo, Samarinda Fair, Kaltim Expo, Kaltim Fair apalah namanya. Yang pasti, (seingatku) setidaknya ada dua pameran rutin di Samarinda yang menggunakan nama “Samarinda” atau “Kaltim” gitu. Belum lagi pameran buku dan pameran lainnya yang diadakan saat peringatan hari-hari penting.

Sebagai anak rumahan yang haus akan pengetahuan dunia luar, :hehe: aku jadi penasaran juga dengan berbagai macam pameran itu. Jadi, aku memutuskan untuk mengunjungi salah satu pameran itu pertengahan tahun lalu.

Karena masih jomblo, (kasihan) aku ngajak gerombolan si Berat untuk menemaniku nonton pameran. Ternyata isisnya cuma begitu saja. Cuma ada booth pemerintah daerah dan instansi-instansinya. Tau begini mending nongkonrong di markas aja, nonton film.

Di sebelah kanan ini adalah foto kepala mumi buaya. Mumi buaya-nya yang di meja, lho ya.. Bukan yang pakai baju batik. Kalau yang pakai baju batik itu kemungkinana buaya darat hidup. Hihihihi.. Maaf, Pak. Becanda…

Ada juga yang kreatif banget menghias booth-nya seperti di sebelah kiri ini. Kalau gak salah, ini booth Dinas Peternakan.

Masih banyak lagi hal bisa ditemukan (walau isinya cuma begitu saja). Sayangnya gak bawa kamera yang bagus, semua foto ini diambil menggunakan kamera ponsel. Waktu itu juga gak kepikiran bawa kamera buat nambah-nambah koleksi foto di blog ini. Ngambil foto terjadi secara spontan.

Semoga para penyelenggara pameran-pameran yang dilaksanakan di masa yang akan datang mau mengajak aku buat mempromosikan kegiatan mereka di blogku yang tak seberapa ini… Hihihih… 🙂

Oleh Tanpa Nama 0

Oleh Tanpa Nama

Waktu buka-buka tempat pensil, nemuin sebuah benda yang lumayan menarik. Cukup menarik, sampai-sampai (dulu waktu dikasih) rasanya sayang banget, takut rusak kalau dipakai.

Entah siapa yang memberikan gantungan kunci ini padaku. Aku benar-benar sudah lupa siapa yang memberikannya. Aku sudah bertanya-tanya ke sana ke mari kepada beberapa teman, tapi tidak ada yang mengakuinya…

Gantungan Kunci Batu Akik
Jadi, postingan kali ini juga sekalian sebagai pencarian. Bagi siapa saja yang merasa pernah memberikan oleh-oleh tanpa nama ini padaku, ayo deh… lebih baik mengaku sekarang.. 🙂

Journal Tour (2): The Stories Begin 0

Journal Tour (2): The Stories Begin

Satu hal yang lumayan menarik dari kampus UPI Bandung adalah aku hampir gak melihat adanya sepeda motor yang berkeliaran. Ternyata, kampus UPI membudayakan berjalan kaki di kampus. Hal yang pernah juga terpikirkan olehku, untuk diterapkan di Gunung Kelua.

Jadi sebagai bagian dari ikut membudayakan jalan kaki di kampus, kami juga berjalan kaki menuju lokasi kunjungan. Yah, selain bisnya juga gak bisa lewat jalan kecil sih. :hehe:

Setelah menyelesaikan kunjungan, rombongan segera berangkat menuju lokasi wisata Tangkuban Perahu. Selama perjalanan, aku terkagum-kagum dengan skill pengendara bus kami. Dia mampu melewati jalan yang kuanggap cukup sempit untuk bus besar, dengan medan berkelok dan menanjak.
Seperti yang sudah kuduga, perjalanan menuju Tangkuban Perahu akan berkabut seperti daerah pegunungan pada umumnya. Udara sejuk sangat membantuku yang masih perlu istirahat setelah perjalanan yang cukup melelahkan.

Siang hari, kami beristirahat di salah satu rumah makan yang ada di perjalan. Hidangannya sih biasa aja, tapi suasananya lumayan asik. Udara sejuk ditambah dengan pemandangan khas pegunungan membuat acara makan siang lumayan asik untuk dinikmati (ah.. andaikan saja ke sini bukan dalam keadaan jomblo, ya..).

Makan siang selesai, tiba saatnya melanjutkan perjalanan ke Tangkuban Perahu. Ternyata, lokasi wisata kawah Tangkuban Perahu ini wilayahnya kecil saja. Hanya berupa jalan aspal beberapa puluh meter yang mengelilingi kawah. Jalan menuju kawahnya aja yang lumayan jauh.
Biasanya wisatawan akan turun dari kendaraan di sebuah lapangan parkir besar yang disediakan. Perjalanan ke kawah dilanjutkan dengan angkutan yang disediakan. Tarif angkutan ini adalah Rp3500,-

Sedikit tips bagi yang belum pernah mengunjungi Tangkuban Perahu. Di sana, Anda akan menemukan banyak sekali pedagang yang menawarkan barang dagangannya. Jangan tergoda dengan barang yang tidak Anda perlukan karena akan memberatkan Anda saja. Kalau Anda tertarik dengan suatu barang, jangan langsung dibeli, pura-pura saja tidak tertarik, atau cari penjual lain yang menjual barang yang sama. Bandingkan harganya, kalau masih sama pura-pura saja jalan, si pedagang akan mengejar Anda dan terus menurunkan harga barang dagangannya. Teknik pura-pura gak tertarik akan sangat manjur bagi Anda yang mengunjungi Tangkuban Perahu dengan menggunkan bis rombongan. Selagi Anda menunggu rekan rombongan Anda di bis, pedagang asongan akan masuk ke bis Anda dan akan menawarkan barang dagangannya. Semakin lama menunggu akan semakin jatuh harganya.. hihihi..
Di bawah ini video suasana di Kawah Tangkuban Perahu (Maaf kualitas video sangat buruk karena kameranya belum HD).
Setelah puas nonton lubang asap belerang, kami melanjutkan perjalanan kami menuju tempat pemandian air panas Ciater. Perjalana ini ditempuh kira-kira setengah jam dari Tangkuban Perahu. Di perjalanan ini, kekecewaanku sebelumnya (karena tidak menemukan kebun teh seperti iklan permen kunyah Fruitella) akhirnya terobati. Di perjalanan ini kita akan menemukan beberapa kebun teh yang diselimuti kabut pegunungan. Pokoknya mirip banget dah dengan yang kita lihat di FTV.. Hihi..

Di Ciater agak bimbang apakah mau ikutan berendam atau tidak karena cuaca sepertinya akan hujan. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak ikutan berendam air panas dan cukup rendam kaki sedikit saja.

Menjelang sore hari, rombonghan kami bergegas untuk kembali ke penginapan. Tidak lupa untuk singgah kembali di tempat makan siang tadi untuk makan malam.

Hal yang paling menyenangkan dari perjalan pulang menuju penginapan kami adalah akku bisa memperhatikan sudut kota Bandung. Seperti kota-kota besar di pulau Jawa pada umumnya, ada hal yang terasa sangat tua (bangunan, sudut jalan, trotoar,  hal-hal kecil lainnya) namun juga terasa lebih hidup jika dibandingkan dengan kota tempat tinggalku. Detail seperti ini nih, yang bikin pengen kembali ke sini (semoga bisa segera kembali ke sini, tapi sama kamu, yaa.. hihi.. 😳 ).
Journal Tour (1) 0

Journal Tour (1)

Aku yang hampir gak pernah travelling ini jadi merasa tersadarkan betapa capeknya perjalanan nyebrang pulau ini :hehe: . Perjalanan ini benar-benar melelahkan… :nyesel:

Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan

Jam 9 lewat sedikit aku harus berjuang melawan sakitnya lecet di kaki karena sandal yang kupakai ini jarang dipakai. Penderitaan dilanjutkan dengan mandi matahari di depan kantor Camat Loa Janan Ulu karena aku harus menunggu mobil yang mengantarkan kami ke Bandara. Tambah hitam dah…

Saat mobil datang, kupikir penderitaanku berakhir. Ternyata eh ternyata… Mobil penuh bangeg, sampai- sampai aku harus memangku tas bawaanku.

Karena badanku yang seksi ini didesak oleh tasku sendiri,guncangan yang aku terima ketika mobil melewati jalan yang kurang rata menjadi berlipat rasanya. Guncangan ini bikin aku mau mabok rasanya… Untungnya aku tidak sampai mengeluarkan makanan sarapanku..

Tapi bukan hanya penderitaan yang aku dapatkan. Yang menyenangkan juga ada…

Saat waktu makan siang datang, rombongan kami makan di salah satu rumah makan di kota Balikpapan. Di sana, aku memesan patin bakar. Rasanya lumayan mantap. Salah satu hal yang jarang terjadi dalam hidupku adalah aku menikmati makan ikan. Aku sendiri sudah lupa kapan aku menikmati makan ikan.

Sampai di bandara, aku harus menunggu beberapa jam untuk boarding. Capek, pemirsa…

Pukul 19.45 akhirnya kami naik pesawat. Perjalanan berlangsung selama 1 jam 41 menit.

Karena aku belum pernah naik pesawawat, perasaan gugup dan waswas menghampiri. Untungnya aku berhasil mengtasi rasa waswas ini. Hal yang sangat membantu mengatasi waswas ini adalah adanya in-flight entertainment.

Jadi di pesawat kita bisa nonton film. Aku agak kaget ketika film Stand by Me Doraemon udah muncul di pesawat. Aku lebih memilih untuk menonton film Tiga hari untuk selamanya, yang sayangnya gak selesai aku tonton karena pesawat udah mendarat.

Perjalanan dari Jakarta ke Bandung juga gak kalah melelahkan. Aku sempat berpikir kalau perjalanan akan semenyenangkan iklan permen fruitela tahun 90an. Ternyata jauh beda.

Pada saat aku ngerasa lelah udah sampai puncaknya, aku ngecek google maps untuk mengetahui berapa jarak Jakarta ke Bandung. Om google ngasih tahu kalau jarakanya 187km. Di saat yang hampir bersamaan aku ngelihat tanda di jalan tol menunjukkan kami masih berada di kilometer 96. :T.T:

Akhirnya, kira-kira pada pukul 02:30, kami tiba di resort UPI. Gak ada kata lain selain tidur karena mata udah ngantuk bgt :sleep: . Aku haris menyiapkan tenaga untuk kegiatan esok harinya…

Related Post

Tulisan Terbaru

Glamping Asik di Coconut Beach Samboja

Bulan Juni adalah akhir tahun ajaran. Untuk seorang tenaga kependidikan, akhir tahun ajaran bisa jadi waktu yang sangat sibuk ataupun sebali...

Ad Placement