Tak ‘Kan Kulewatkan
Dua atau tiga tahun yang lalu, baru ngerti kalau ada yang namanya Hari Blogger Nasional. Katanya sih, Hari Blogger Nasional dicanangkan oleh Menteri Kominfo (lupa, siapa yang menjabat waktu itu) secara spontan. Waktu itu, ada event yang di buka oleh Pak Menteri di mana banyak blogger yang diundang dan berpartisipasi. Dalam pidato sambutan beliau, Pak Menteri secara spontan mencanangkan hari itu sebagai hari Blogger Nasional. Mengenai detail sejarah acara dan tokohnya, sila di-google sendiri deh.
Jadi pada kesempatan kali ini, saya cuma tidak mau melewatkan event #HariBloggerNasional tanpa mengeposkan tulisan di blog kesayangan ini. Walau isinya kurang bermanfaat, pokoknya harus ada tulisan di hari penting ini. Hehe…
Gambar yang tidak ada hubungannya dengan tema tulisan |
Memang, akhir-akhir ini ide menulis terasa sangat kering. Dalam beberapa waktu terakhir, aku cuma menulis sebulan sekali, berbeda sekali dengan waktu awal blog ini lahir. Dalam sebulan, aku bisa menulis sampai delapan tulisan.
Sepertinya aku perlu untuk kembali meluruskan niat dalam blogging, agar kegiatan blogging ini bisa lebih terarah dan produktif.
Selama ini, kalau ditanya apa alasan blogging biasanya aku menjawab dengan beberapa hal di bawah ini:
Dapat uang dari google adsense
Siapa yang gak mau duit (ngaku aja, terus transfer ke rekeningku), apalagi duit yang datang “tanpa modal”, setidaknya begitu kesan awal yang kudapat ketika tahu bahwa “hanya” dengan menulis di blog bisa dapat duit. Kenyataannya, untuk mendapatkan penghasilan dari adsense tidak semudah yang dibayangkan.
Jadi terkenal
Karena jadi artis susah, siapa tahu aku bisa terkenal lewat tulisanku.
Jadi penulis fiksi
Dulu mikirnya, kalau rajin ngeblog pasti suatu saat akan bisa menghasilkan satu karya fiksi yang bisa bikin aku kaya seperti JK Rowling atau kawan-kawannya (pret).
Melatih kemampuan bahasa
Nah, kalau yang ini mungkin bisa dibilang ada hasilnya. Aku yang termasuk lemah dalam bersosialisasi dan mengalami social anxiety, sangat lemah dalam bahasa verbal. Dengan latihan menulis, setidaknya kemampuanku yang lemah dalam berkomunikasi secara verbal bisa tertolong dengan kemampuan komunikasi tertulis. Selain itu, menulis juga membantu meningkatkan kemampuan komunikasi verbalku.
Mungkin, aku tidak akan menjadi blogger/penulis terkenal, tetapi paling tidak suatu hari di masa yang akan datang anak cucuku akan tahu aku ngapain aja saat ada waktu luang. Mereka akan tahu bahwa kalau sedang ada waktu senggang, aku tidak melakukan hal negatif (ah, mereka gak tahu aja.. 😀 )